Sumber: Diterjemahkan dari buku aslinya Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field oleh: Dra. Dewi S. Prawiradilaga, M.Sc., Drs. Raphael Rahardjo, M.Sc.(alm.), dan Prof.Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.
D
|
esain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ialah untuk
menciptakan suatu strategi dalam pembelajaran dan menciptakan suatu produk
pembelajaran, seperti program, kurikulum, pelajaran, dan modul. Kawasan desain
memiliki empat bagian yaitu desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.
Desain sistem
pembelajaran yaitu suatu proses terorganisasi yang terdiri dari penganalisisan,
perancangan, pengembangan, pengaplikasian, dan penilaian pembelajaran.
Penganalisisan adalah proses merumuskan apa yang akan dipelajari untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Perancangan adalah proses mengenai bagaimana cara
tersebut akan dipelajari untuk mencapai tujuan. Pengembangan adalah proses
pembuatan atau memproduksi bahan untuk pembelajaran. Pengaplikasian adalah
proses pemanfaatan atau penggunaan produk yang telah dibuat dengan strategi
pembelajaran yang dilakukan. Penilaian adalah proses untuk menentukan ketepatan
pembelajaran. Dalam desain sistem pembelajaran, proses dan produk sama
pentingnya karena kepercayaan atas produk berdasarkan proses yang dilakukan.
Desain pesan yaitu
suatu perencanaan untuk menjadikan bentuk fisik dari pesan (Grabowski,
1991:206). Dalam mendesain pesan harus memperhatikan prinsip-prinsip yaitu
perhatian, persepsi, dan daya serap agar pesan tersebut dapat diterima dan
dipahami oleh penerima pesan. Pesan dapat berupa pola-pola isyarat atau simbol,
tulisan, atau isi pembicaraan secara langsung. Dalam menyampaikan pesan dengan
menggunakan media harus disesuaikan dengan pesan yang akan disampaikan. Selain
itu, juga harus disesuaikan dengan tugas belajarnya yaitu apakah untuk
pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan, atau hafalan.
Strategi pembelajaran
yaitu metode atau cara yang digunakan untuk menyampaikan pembelajaran serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai
prinsip pembelajaran. Jadi strategi yang digunakan dalam pembelajaran berbeda
tergantung pada situasi belajar atau model-model pembelajaran, seperti belajar
induktif, serta komponen dari proses belajar mengajar, seperti motivasi dan
elaborasi.
Karakteristik pebelajar
yaitu latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas
proses belajarnya. Strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk
menentukan desain komponen pembelajaran. Sedangkan karakteristik pebelajar
menggunakan penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus
dipertimbangkan dan untuk menentukan bagaimana caranya hal itu diperhitungkan.
Sehingga, karakteristik pebelajar mempengaruhi komponen pembelajaran dalam
lingkup strategi pembelajaran.
Sumber: Suptandar, Pamudji dkk.
1997. Teori Dasar Desain Komunikasi
Visual. Jakarta: Fakultas Seni Rupa & Desain Universitas Trisakti.
D
|
esain
adalah hasil penyusunan pengalaman visual dan emosional dengan memperhatikan
elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain yang dituangkan dalam satu kesatuan
komposisi yang mantap. Desain komunikasi visual mengandung unsur-unsur estetika
yaitu garis, bentuk, warna, cahaya, ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian,
proporsi, skala, dan irama. Apabila dibarengi dengan kreativitas maka akan
menghasilkan karya desain yang menonjol.
Unsur
kata-kata memiliki peranan penting untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada
masyarakat. Suatu tulisan harus disusun secara menarik agar dapat menyampaikan
pesan secara efektif. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh isi dan
penampilan yaitu ukuran serta cara mendesain tulisan dan judul. Misalnya,
caption dan kutipan sering dibuat dalam wajah huruf yang berbeda atau diberi
bentuk unik, agar tampak kontras dengan tulisan lain. Tujuannya untuk menambah
minat dan keinginan membaca tulisan tersebut.
Judul
harus mampu menarik perhatian secara visual ataupun verbal agar memikat pembaca
yang didukung bentuk tampilan secara visual yang artisitik. Judul harus menarik
rasa ingin tahu pembaca sehingga secara visual dan bacaan harus menarik. Rasa
tertarik itu diperkuat oleh pesan/isi yang mencetak pada sub judul. Pemilihan
kata-kata, tipe huruf dan spasi adalah beberapa diantara hal-hal paling utama
dalam penyusunan layout sebuah pesan. Untuk menulis pesan yaitu kombinasi huruf
besar dan huruf kecil agar lebih mudah dan enak dibaca.
Sub
judul dimaksudkan untuk memperluas dan memperjelas judul secara menggugah
karena pembaca selalu ingin tahu tentang tulisan yang dibaca. Fungsi sub judul
yaitu mempermudah pembaca untuk mengetahui seluruh isi pesan yang disampaikan.
Sub judul harus dipadukan dengan teks induk, sehingga keduanya menjadi serasi
dan saling mendukung. Desain sub judul dengan tipe huruf dari elemen lain yang
ada pada halaman yang sama harus diserasikan, agar ada keseimbangan dengan
judul dan pesan yang akan disampaikan. Biasanya sub judul lebih disukai bila
penempatannya di baris pertama setelah judul, dengan posisi di sebelah kiri,
terutama bila posisi judul berada di tengah atau di sebelah kanan. Bisa juga
sub judul ditulis dengan lekukan atau indent yang menggantung dan posisi sub
judul tetap berada di atas sebelah kiri.
Pemuatan
gambar atau photo perlu dilengkapi dengan caption yaitu tulisan singkat yang
menjelaskan gambar. Caption yang didesain dengan sedemikian rupa menjadi
pilihan bagi pembaca untuk mendahulukan dari yang lain. Gambar dan caption
menunjukkan apa yang ada dalam pesan, sehingga dapat membantu pembaca agar bisa
menyimpulkan objek yang dibacanya. Caption harus berada dekat dengan gambar
yang akan dijelaskan, misalnya di atas, di bawah, atau di samping. Caption
dapat dijadikan sebagai unsur komunikasi yang menarik serta untuk menunjang
agar layout memiliki penampilan yang menarik pula. Bila sebuah halaman desain
unsur grafisnya kurang, maka caption dapat untuk menggantikan karena caption
juga bisa dibuat dengan ukuran besar atau kecil, diberi bingkai atau diberi
garis sehingga akan tampak lebih menarik.
Gambar-gambar
yang digunakan diletakkan pada tempat yang strategis dan tidak diacak, agar
gambar-gambar tersebut menyatu dengan unsur-unsur yang lain dalam layout.
Fungsi gambar hendaknya benar-benar dimanfaatkan agar dapat menarik perhatian
dan untuk mempercantik layout. Apabila perlu bisa ditambahkan hal-hal lain yang
juga bisa menyenangkan, antara lain dengan menjadikan ruang kosong sebagai
waktu untuk sejenak istirahat dalam bentuk ruang yang dikosongkan.
Tabel
dan grafik dapat digunakan untuk memperjelas informasi sebagai pemahaman suatu
kondisi, mempersingkat komunikasi, dan mempermudah pembaca dalam pengambilan
kesimpulan dengan cepat. Dalam mendesain info grafik perlu memperhatikan
permasalahan yang akan disampaikan, kemudian menterjemahkannya secara visual
dan dibantu dengan sarana atau gambar-gambar yang menarik.
Sumber:
Indrawati, Lilik. 1999. Desain Komunikasi
Visual I. Malang: Universitas Negeri Malang
Media
tulisan
D
|
alam desain komunikasi visual unsur
kata-kata tervisualisasikan dalam bentuk tulisan. Karena itulah secara visual
tulisan harus disusun sedemikian rupa supaya menarik, sehinggan dapat
menyampaikan pesan secara efektif. Namun demikian secara verbal unsur kata-kata
juga harus disusun secara menarik pula, karena keberhasilan susunan kata-kata
untuk berkomunukasi ditentukan pula oleh isi dan penampilannya (visual). Membicarakan
tentang penampilan visual tulisan dalam
komunikasi visual meliputi pembahasan tentang bentuk, corak dan gaya huruf,
ukuran huruf, dan desain tulisan, dengan prinsip bahwa susunan tulisan tersebut
harus dapat menunjukkan kepada pembaca pesan isi yang paling penting. Aplikasi
media tulisan dalam desain komunikasi visual adalah:
1. Judul,
yang secara visual harus mampu menarik dan merayu pembaca agar memperhatikan
tulisan yang didisplay tersebut.
2. Sub
judul, yang berfungsi memancing pembaca dengan memperjelas dan memperluas judul
agar pembaca mudah menangkap topik bahasan.
3. Artikel/tulisan.
4. Keterangan
gambar yaitu tulisan singkat yang memperjelas gambar.
5. Kepala
artikel.
6. Penerbit.
7. Huruf
iklan display, yang pada penggunaannya mempunyai kesempatan lebih luas untuk
direalisasikan.
Media
Gambar
Media
gambar/visual merupakan media desain komunikasi visual yang mampu
mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan berkesan, sehingga bila pemilihannya
tepat, dan memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata-kata, merupakan sarana
paling tepat untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas. Jadi media
gambar/visual merupakan cara yang paling tepat untuk menanamkan pemahaman
walaupun gambar tersaji tanpa disertai tulisan sekalipun.
Pada
prinsipnya orang lebih menyukai informasi yang bergambar, karena dengan melihat
gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Penggunaan gambar dalam desain
komunikasi visual dimaksudkan untuk mendukung pengertian riil.
Memilih
gambar/visual yang sesuai untuk desain komunikasi visual harus memikirkan
secara konsep tentang tujuan yang ingin dicapai dengan penggunaan
gambar/visualisasi tersebut, konsep tersebut misalnya (1) gambar digunakan
untuk menyatakan yang abstrak untuk menjadi lebih kongkrit, (2) gambar
digunakan untuk mendukung suatu judu,l (3) gambar digunakan untuk menarik
perhatian pembaca secara dramatis dan emosional. Aplikasi gambar/visual dalam
desain komunikasi visual adalah sebagai berikut:
1. Huruf
sebagai karya seni, huruf yang artistik akan memperkuat pesan dan kesan kepada pembaca.
Menciptakan huruf yang indah selalu berawal dari bentuk awal huruf yang kemudian
dikatakan dengan pesan yang ingin disampaikan, setelah itu dikreasikan dengan
paduan warna, gambar dan sebagainya.
2. Grafik
sebagai informasi, tabel dan grafik dalam desain komunikasi visual digunakan
untuk memperjelas informasi guna pemahaman suatu kondisi, mempersingakat
komunikasi, dan mempermudah pengambilan kesimpulan bacaan. Untuk mempermudah
pemahaman visualisasi grafik bisa dibantu dengan penambahan gambar-gambar yang
baik dan sesuai. Visualisasi informasi grafik bisa berupa: a) skema
pembelanjaan, b) grafik batang, dan c) grafik garis.
3. Unsur-unsur
grafis, unsur grafis bisa berupa garis, bingkai, garis pinggir dan latar
belakang. Fungsi unsur grafis adalah hanya sebagai pelengkap penampilan sebuah
desain komunikasi visual, namun demikian unsur-unsur tersebut sangat menunjang
keberhasialan sebuah desain komunikasi visual.
4. Ilustrasi
dan fotografi, pemberian ilustrasi dan fotografi bertujuan untuk menarik respon
emosional, goncangan, intrik, hiburan dan sebagainya bagi si pembaca.
5. Seni
klip (clip art)
Secara visual, media komunkasi
visual berupa media tulisan dan gambar. Namun dalam pemanfaatannya sebagai
desain komunikasi visual bisa saja tulisan berperan tanpa gambar, gambar
berperan tanpa tulisan, atau gambar berperan bersama-sama tulisan membentuk
sarana komunikasi visual yang menarik dan berfungsi secara efektif dan optimal.
Sumber: Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
D
|
esain
pembelajaran adalah tata cara yang dipakai untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Desain pembelajaran terdiri dari 4 unsur yang saling terkait,
yaitu siswa, tujuan, metode, dan evaluasi yang merupakan kerangka acuan
perencanaan pembelajaran bersistem. Jerrold E. Kemp (1985:45-46) menganjurkan
kepada guru dan dosen dalam mendesain pesan pembelajaran untuk memperhatikan
latar belakang siswa dari segi akademis dan sosial. Dari segi akademis yaitu:
1. Nilai
hasil belajar siswa setiap mata pelajaran.
2. Tingkat
pelatihan yang pernah diikuti.
3. Mata
pelajaran yang pernah dipelajari.
4. Indeks
prestasi akademik.
5. Tingkat
keterampilan membaca, menulis, dan matematika.
6. Prestasi
pengembangan diri.
Sedangkan
dari segi sosial yaitu:
1. Umur.
2. Minat
terhadap mata pelajaran.
3. Harapan
dan cita-cita.
4. Lapangan
kerja yang diinginkan.
5. Bakat
istimewa.
6. Keterampilan
yang dimiliki.
7. Semangat
kerja.
Unsur-unsur desain pembelajaran
yaitu:
1. Kajian
kebutuhan siswa beserta tujuan pencapaiannya, kendala, dan prioritas
yang harus diketahui.
2. Pemilihan
pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai.
3. Mengenal
ciri siswa.
4. Menentukan
isi pembelajaran dan unsur tugas berdasarkan tujuan.
5. Menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
beserta tugas.
6. Desain kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan (pengembangan silabus).
7. Memilihkan
media yang akan dipergunakan.
8. Memilihkan
pelayanan penunjang yang diperlukan.
9. Memilihkan
evaluasi hasil belajar siswa.
10. Memilih
uji awal kepada siswa.
Desainer pembelajaran
adalah orang-orang yang terlibat dalam perencanaan, pengembangan, penerapan,
dan evaluasi pengajaran yang terdiri dari:
1. Perancang pengajaran
yaitu orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasi tugas
perencanaan, berkemampuan dalam semua segi proses perencanaan pengajaran.
2. Pengajar
yaitu orang yang memanfaatkan hasil perencanaan dan juga ikut dalam perencanaan
pengajaran serta mengenal siswa dengan baik. Menguasai cara pengajaran dan
persyaratan program pengajaran, dengan bantuan perancang, mampu melaksanakan
semua rincian dari hampir semua unsur perencanaan, bertanggung jawab dalam
menguji cobakan dan kemudian menerapkan rencana pengajaran yang dikembangkan.
3. Ahli mata pelajaran
yaitu orang yang berkualifikasi dalam pemberian informasi tentang pengetahuan
dan sumber yang berkaitan dengan semua
aspek pokok bahasan yang dikembangkan dalam perencanaan pengajaran, bertanggung
jawab atas pengecekan ketepatan isi dalam semua kegiatan, bahan, dan ujian.
4. Penilai yaitu
orang yang berkualifikasi untuk membantu mengembangkan instrumen pengujian
untuk uji awal sejumlah ujian untuk praktik dan penilain hasil belajar siswa
dan mahasiswa (uji-akhir), bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menafsirkan
data selama ujicoba program, dan untuk menentukan keefektifan dan keefisienan
ketika dilaksanakan secara lengkap.
P
|
Sumber: Ibrahim, R dan S, nana
Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta
engajaran
sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan
hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Pengajaran
mempunyai beberapa komponen yaitu komponen tujuan pengajaran, bahan ajaran,
metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi pengajaran. Pengajaran meliputi tiga
langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran. Dalam
program pengajaran yang menggunakan model satuan pelajaran, guru masih
mempunyai kemungkinan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam
pelaksanaannya, tetapi dalam program pengajaran dengan modul, pengajaran dengan
kaset video/audio/komputer serta pengajaran berprogram, apa yang dikerjakan
guru (pelaksanaan program pengajaran) benar-benar harus sesuai dengan yang
telah direncanakan (perencanaan program pengajaran).
Berdasarkan
kurikulum 1984 di SMP dan SMA digunakan sistem/program belajar semester, sedang
SD tetap digunakan sistem/program caturwulan. Dalam pengajaran sebagai sistem,
apa yang perlu dikuasai oleh siswa, dan apa yang akan dilakukan oleh guru
dengan berbagai peralatan belajarnya perlu disusun dalam suatu program, yang
untuk SD disebut program caturwulan. Unsur-unsur yang terkandung dalam program
suatu caturwulan:
1. Tujuan
Tujuan yang dicantumkan
dalam program caturwulan adalah tujuan-tujuan yang masih bersifat umum yang
diangkat dari GBPP(Garis-Garis Besar Program Pengajaran), yaitu tujuan
kurikuler dan instruksional umum.
2. Pokok/satuan
bahasan
Pokok/satuan bahasan
menunjukkan judul materi pelajaran yang akan dipelajari/diajarkan dalam satu
caturwulan yang bersangkutan.
3. Metode
mengajar
Sekalipun masih
bersifat tentatif atau sementara, dalam program caturwulan hendaknya
dicantumkan pula metode-metode mengajar yang direncanakan akan digunakan dalam
mengajar setiap pokok/satuan bahasan yang telah ditetapkan.
4. Media
dan sumber
Di samping metode
mengajar, untuk setiap pokok/satuan bahasan dicantumkan pula media/alat bantu
dan buku sumber yang digunakan.
5. Evalusai
pengajaran
Dalam program
caturwulan tersebut hendaknya terlihat pula kegiatan-kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan di luar masing-masing pokok/satuan bahasan.
6. Waktu
Untuk
setiap pokok/satuan bahasan dan kegiatan evaluasi dalam caturwulan yang
bersangkutan, perlu dicantumkan pula jumlah waktu yang dialokasikan, sehingga
sejak awal sudah dapat diketahui apakah program caturwulan yang dibuat itu
dapat diselesaikan pada waktunya.
TUGAS 2:
Faktor-faktor dalam mendesain
sebuah pesan:
1. Sumber
Sumber pesan terdapat 3
faktor yang perlu dikaji, yaitu kode pesan, isi pesan, dan pengolahan pesan. Sumber/pengirim
pesan sebaiknya memiliki: (1) kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti
kemampuan bertutur dan berbahasa menulis, (2) sikap dan pandangan penyampai
pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya, (3) tingkat pengetahuan baik
penerima maupun penyampai pesan, (4) latar belakang sosial budaya dan ekonomi
penyampai pesan serta penerima pesan. Pesan biasanya berupa bahan-bahan
pelajaran (modul), pembicaraan guru ketika menerangkan, maupun gerakan-gerakan
atau isyarat. Dalam mendesain pesan sebaiknya memenuhi kriteria, yaitu (1)
memenuhi tujuan, (2) sesuai dengna karakteristik siswa, (3) sesuai dengan
karakteristik penyampaian pesan, (4) bersifat praktis menurut sumbet yang
tersedia.
2. Media
Penggunaan media dalam
menyampaikan pesan dapat menambah kemudahan dalam menyampaikan pesan kepada
orang lain. Selain itu, penggunaan media juga dapat meminimalisir kebosanan
dari siswa dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pemilihan media yaitu (1) metode pembelajaran yang akan digunakan, (2) tujuan pembelajaran,
(3) karakteristik pebelajar, (4) aspek kepraktisannya (biaya dan waktu), (5)
faktor pemakainya.
3. Lingkungan
Lingkungan dapat ditata
sedemikian rupa untuk mendukung belajar. Lingkungan kelas yang meliputi gambar,
tata letak kursi, warna dinding kelas dapat didesain semenarik mungkin agar
dapat menambah semangat dalam menerima pembelajaran. Pengaturan lingkungan
menjadi penentu dalam mencapai keberhasilan belajar, pengaturan lingkungan yang
salah akan menghambat dalam mencapai tujuan belajar sedangkan pengaturan
lingkungan yang tepat akan membuat suasana belajar menjadi nyaman, kondusif dan
pada akhirnya akan membuat belajar menjadi efektif.
4. Penerima
Seperti yang diketahui
dalam mendesain sebuah pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah kode pesan,
isi pesan dan siswa (penerima), oleh sebab itu untuk mengetahui bagaimana
penerima pesan dapat menangkap sebuah pesan yang diberikan oleh sumber/pengirim pesan dibutuhkan
kemampuan untuk merancang pesan yang baik dengan memperhatikan latar belakang
penerima baik dari akademis, sosial dan budayanya.